Romantisme Kisah Cinta Legendaris Laila Majnun


Ada banyak kisah cinta romantis yang kita dengar sepanjang sejarah. Ada yang berakhir bahagia, namun tidak sedikit pula yang berakhir tragis penuh kesedihan dan duka. 

Seperti halnya kisah cinta legendaris, Laila Majnun. Romantisme kisah ini terukir dalam sejarah dan tak lekang oleh waktu. Bahkan diakhirat mereka menjadi pasangan abadi. Konon katanya, kisah Romeo dan Juliet yang ditulis William Shakespeare pun dipengaruhi oleh kisah Laila Majnun ini.


Romantisme Kisah Cinta Legendaris Laila  Majnun

Berawal dari pertemuan di sekolah, Laila Majnun jatuh cinta pada pandangan pertama. Semakin hari mereka merasakan gejolak cinta yang terus bertambah. Namun cinta yang begitu dahsyat ini justru menjadi penyebab penderitaan mereka. Seperti apakah kisahnya ?

Qais adalah seorang pemuda tampan yang gagah dengan segudang keterampilan yang dikuasainya. Ia merupakan anak tunggal dari seorang kepala suku terkemuka. Setelah cukup umur, maka Qais bersekolah di sebuh tempat yang cukup bergenggsi dizamannya. Disana ia bertemu dengan seorang gadis cantik, sang pemilik hatinya yang bernama Laila. 

Laila dan Qais merupakan teman sekelas. Sejak hari pertama sekolah, mereka saling tertarik satu sama lain. Semakin hari seiring waktu percikan cinta ini menjadi api cinta yang membara. Mereka merasakan gejolak cinta yang terus bertambah. Kini bagi mereka berdua, sekolah bukan lagi tempat belajar melainkan tempat untuk mereka saling bertemu. 

Akhirnya tidak sedikit orang yang mulai mengetahui cinta mereka dan gunjingan-gunjingan pun mulai terdengar. Ayah Laila yang mendengar hal ini menjadi marah dan ia melarang Laila untuk pergi sekolah. Sebab mereka tidak sanggup menahan beban malu pada masyarakat sekitar. Pasalnya di zaman itu tidaklah pasntas seorang gadis dikenal sebagai sasaran cinta dan sudah pasti mereka tidak akan menanggapinya. 

Saat Laila tidak ada diruang kelas, maka Qais pun menjadi gelisah hatinya sehingga ia pun meninggalkan sekolah lalu menyusuri jalanan untuk mencari kekasihnya. Ia terus memanggil-manggil nama Laila dan ia menggubah syair untuknya lalu membacakannya di jalan-jalan.

Saat ada yang bertanya padanya, Qais tidak akan menjawab terkecuali bila pertanyaan itu tentang Laila. Karena hal inilah orang-orang pun tertawa melihat Qais. Mereka mengejeknya dan berkata, “Lihatlah Qais, ia kini telah menjadi seorang majnun, gila.”

Akhirnya Qais pun dikenal dengan nama “Majnun”. Ia hanya ingin melihat dan bertemu dengan kekasihnya, Laila. Namun ia tahu bahwa Laila kini telah dipingit oleh orang tuanya di dalam rumah. Karenanya Majnun pun mencari cara agar tetap bisa melihat Laila meski dari kejauhan. 

Ia menemukan sebuah tempat dipuncak bukit dekat desa Laila dan membangun sebuah gubuk kecil yang menghadap rumah Laila. Sepanjang harinya, Majnun duduk-duduk di depan gubuknya berharap bisa melihat Laila. Namun bulan demi bulan berlalu dan Majnun tidak menemukan jejak Laila. Sehingga kerinduannya kepada Laila semakin besar, bahkan ia merasa tidak bisa hidup sehari pun tanpa melihat kekasihnya itu. 

Beberapa temannya yang mengetahui besarnya cinta Majnun berusaha mempertemukan Majnun dengan Laila. Akhirnya mereka mencoba menyamar menjadi teman wanita Laila. Mereka mempersilahkan Majnun menemui Laila sementara mereka menjaga diluar pintu. Laila pun merasakan getaran batin pun segera menghias diri dengan pakaian yang indah. Laila dan Majnun akhirnya bertemu setelah sekian lama. Tanpa perlu kata-kata, degup jantung sayangnya tiba-tiba sang penjaga datang dan memaksa Majnun pergi. Ayah Laila menjadi marah besar dan memperketat penjagaan. 

Singkat cerita ayah Laila pun akhirnya menikahkan Laila dengan seorang lelaki. Meski tidak mencintai lelaki itu, namun Laila tidak bisa menolak keinginan ayahnya. Hal ini terdengar oleh Majnun. Sehingga hati Majnun menjadi hancur namun ia menguatkannya dengan ketulusan cinta. Majnun pun menulis surat untuk Laila, ia mendoakan pernikahannya dan meminta satu tanda bukti cinta Laila kepadanya yaitu mengingat nama Qais dalam hatinya. Membaca surat itu hati Laila pun menjadi luluh, ia membalas dengan sepucuk surat yang terdapat anting didalamnya sebagai tanda pengabdian jiwa kepada sang kekasih. 

Tahun demi tahun berlalu, Majnun masih mencintai Laila. Begitu pula dengan Laila, meski ia telah bersuami namun ia tidak pernah mencintai suaminya tersebut sekalipun sang suami telah mencoba berbagai cara. Hingga akhirnya sang suami sakit dan meninggal. Laila pun menangis sejadi-jadinya tapi tangisan itu bukan untuk suaminya melainkan untuk Majnun yang selama ini tidak ada kabarnya. 

Hal ini menyebabkan kehidupan Laila menjadi tidak teratur, ia engga makan, jarang tidur dan banyak melamun. Kondisi kejiwaan Laila pun semakin parah dan membuatnya jatuh sakit. Hingga pada suatu malam ditenga sakitnya Laila meninggal dunia sambil terus memanggil nama kekasihnya “Majnun” berkali-kali.

Berita duka ini terdengar ke telinga Majnun. Ia merasakan kesedihan yang luar biasa. Berkali-kali ia pingsan dan tak sadarkan diri hingga berhari-hari. Begitu siuman ia pun langsung bergegas menunju kuburan Laila. Karena lelah yang tidak terkira , ditengah perjalanan Majnun pun terjatuh dan ia tidak bisa bangkit lagi. Maka dengan susah payah, Majnun pun menyeret tubuhnya hingga sampai dikuburan Laila. 

Disana ia menempelkan kepalanya diatas tanah kubur Laila dan kembali pingsan. Pada saat itulah malaikat maut menjemput ruhnya dan membawanya ke langit. Belum genap setahun peringatan kematiannya saat beberapa orang sahabat dan kerabat menziarahi kuburannya, mereka menemukan sesosok jasad terbujur diatas kuburan Laila. 

Mereka menyadari dan mengetahui bahwa jasad itu tidak lain adalah Majnun yang masih segar seolah baru meninggal kemarin. Akhirnya Majnun pun dikuburkan disamping Laila. Kini tubuh dua kekasih itu bersatu dalam keabadian. 

1 Komentar untuk "Romantisme Kisah Cinta Legendaris Laila Majnun"

Qais memang bodoh.. harusnya ia nikahi aja langsung, sebagai anak kepala suku dengan mudahnya ia dapat melamar dan menikahi laila.. maunya pacaran aja sih

Back To Top