Ikan Lele Raksasa, Penyebab Tsunami Jepang


Namazu atau lele raksasa dipercaya masyarakat Jepang sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas kejadian Tsunami di Pesisir Jepang. Ikan lele raksasa ini hidup di lumpur di bawah perut bumi, tepatnya di Tokyo. Gerakan ikan berwarna hitam dengan kepala gepeng ini cukup liar dan diyakini mampu memicu guncangan hebat.

Ikan Lele Raksasa, Penyebab Tsunami Jepang

Konon, ikan lele ini suka bergurau dan hanya dapat di taklukkan oleh Kashima, Dewa yang melindungi Jepang dari gempa bumi. Menggunakan batu besar yang diletakkan di atas kepala hewan itu. Mirip seperti matador yang menunggangi banteng.

Selama Kashima menyimpan batu ajaib dan dengan kekuatan sihir terhadap ikan lele, maka bumi akan tetap diam. Namun jika pengawasan Kashima lengah, maka Namazu menjadi liar dan gempa pun terjadi. “Selama Dewa Kashima bersama kita, batu poros itu akan bergoyang, tapi ia tidak akan hancur.” Demikian cuplikan kalimat buku puisi Jepang dari Abad ke-8,’Manyoshu’ seperti yang dikutip dari Japan Times.

Ikan lele gempa muncul dalam beberapa lukisan kuno Jepang yang disebut ukiyo-e. Pada lukisan tersebut biasanya tidak bertanggal dan menggambarkan banyak variasi adegan dalam mitos misalnya, ikan Lele Namazu yang memaksa orang-orang kaya untuk bersedekah kepada rakyat miskin. Kemudian gambar lainnya, adegan ikan lele Namazu marah kepada para orang kaya, sehingga mengakibatkan terjadinya gempa. 

Hari itu udara terasa berat dan panas, “Hawa gempa” begitu kata para petani Jepang. Dan benar saja, tidak lama kemudian terjadi gempa namun kekuatanny tidak sampai membuat merinding. Memang negeri Sakura sering digoyang kekuatan alam. Tapi Hamaguchi Gohei merasa aneh, itu bukan gempa biasa menurutnya. Dari balkon rumahnya yang berada di atas bukit, mata Hamguchi memandang ke arah kampung halamannya di Hiro-Mura, Semenanjung Kii. 

Rumah-rumah memang sempat berderak dan bergoyang lembut, lalu diam dan kembali tegak. Namun, firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi. Langit seketika terlihat gelap gulita, ombak bergerak terbalik, menjauhi bibir pantai. Segera air surut membuat ikan-ikan menggelepar di atas pasir. Melihat fenomena itu, penduduk desa berbondong-bondong menuju pantai untuk melihat lautan yang tiba-tiba menjadi daratan. Namun Hamaguchi tiba-tiba teringat pesan ayahnya, “jangan dekati laut yang surut, berlarilah menjauh menuju bukit.”

Hamaguchi sadar bahwa akan terjadi malapetaka. Dan tidak banyak waktu untuk memperingatkan para penduduk desa, lalu Hamaguchi teringat tumpukan padi di sawah. Hasil panen musim gugur yang memuaskan. Kemudian ia menyuruh cucunya yang baru berusia 10 tahun untuk menyalakan obor dan membakar tumpukan padi. Seketika tumpukan sekam menjadi kobaran api, asap hitam membumbung tinggi membentuk cendawan. 

Cucunya yang kebingunan melihat tingkah kakeknya mengira bahwa kakeknya telah gila. Ia terus bertanya alasan kakeknya, namun Hamaguchi tetap diam. Melihat asap hitam yang mengepul, para penduduk desa bergegas naik ke bukit. Wajah mereka diliputi keheranan. Saat iru matahari sedang mendekati cakrawala, dan bersiap untuk terbenam. Langit memerah dengan rona ganjil.

Penduduk yang keheranan bertanya apa yang sedang terjadi kepada Hamaguchi, lalu kemudian Hamaguchi menunjuk ke arah laut. Disana warga desa menyaksikan ombak raksasa meluncur cepat. “Tsunamiii..!” suara teriakan orang-orang teredam gemuruh. 

Gelombang raksasa menghantam bukit sampai lima kali. Cipratan air bercampur busa membumbung tinggi. Semua ketakutan, mata mereka menatap sedih ke bawah, melihat rumah-rumah yang rata dengan tanah dan harta benda mereka yang musnah.

Kemudian suara Hamaguchi memecah keheningan. “Itu alasan mengapa aku membakar lumbung padi.” Hari itu ia menyelamatkan 400 nyawa manusia. Kepahlawanan Hamaguchi tertulis dalam kisah ‘Inamura No Hi.’ Yang diambil dari kisah nyata gempa bumi Ansei-Nankai, Jepang pada tahun 1854. Gempa Ansei-Nankai yang terjadi memiliki kekuatan 8,4 skala Richter. Di Kyusu, ia menelan sekitar 10.000 nyawa.

Hamaguchi Gohei memang telah tiada, namun kisahnya abadi dan menjadi inspirasi. Saat Hamaguchi menyelamatkan ratusan jiwa, orang-orang justru sibuk menyalahkan lele raksasa, Namazu.

0 Komentar untuk "Ikan Lele Raksasa, Penyebab Tsunami Jepang"

Back To Top