Rasulullah SAW merupakan rahmat bagi semesta alam. Beliau diutus untuk membawa petunjuk dan kebenaran mengenai Allah SWT dan mengatasi semua kebatilan yang ada dimuka bumi. Sebagai seorang rasul, beliau juga senantiasa mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Bahkan demi cinta dan kasih sayangnya, beliau rela berkorban agar umatnya dapat menjadi yang terbaik di mata Allah SWT.
Begitu banyak penderitaan yang dialami oleh Rasulullah semasa hidupnya. Akan tetapi beliau tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Bahkan kesulitan dan hambatan yang terus menerus menimpa perjalanan dakwahnya, dihadapi dengan tawakkal kepada Allah SWT.
Hanya demi satu tujuan, yaitu untuk menuntun dan membimbing umatnya menuju jalan yang di ridhai oleh Allah SWT, sehingga dapat bersama dengannya kelak di surga. Dan berikut ini tiga bentuk kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah SAW untuk umatnya :
1. Selalu menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi umatnya
Rasulullah SAW senantiasa menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi umatnya, walaupun mereka pada saat itu masih menentang dakwah Rasulullah. Bahkan mereka juga manyakiti dan memusuhi sang utusan Allah ini.
Namun, Rasulullah tidak ingin umatnya mendapatkan azab dari Allah SWT, meskipun pada saat itu malaikat datang menawarkan bantuan kepadanya dikarenakan para malaikat tersebut sudah tidak sabar melihat penderitaan yang dialami oleh Rasulullah.
Ketika itu, saat Rasulullah menyampaikan dakwahnya, beliau justru dilempari batu oleh para penduduk Thaif. Mereka sama sekali tidak menerima setiap ajaran yang Rasulullah sampaikan, bahkan mereka mengusir dengan cacian dan lemparan batu. Akibatnya kaki Rasulullah terluka dan berdarah-darah.
Melihat kondisi tersebut, betapa sedihnya Rasulullah. Namun kesedihan itu bukan karena sakit akibat darah yang mengalir, tetapi kesedihan karena umatnya belum menerima hidayah.
Kemudian beliau duduk bersimpuh dan berdoa kepada Allah dengan doa yang menyayat hati, terlebih bagi Zaid bin Haritsah yang kala itu menemani beliau. Dalam doanya Rasulullah memohon ampunan kepada Allah SWT. Beliau juga meminta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari murka-Nya.
Sehingga, ketika itu malaikat datang menawarkan bantuan untuk menghukum penduduk Thaif. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah aku perintahmu. Apabila engkau mau aku menghimpitkan kedua bukit ini pun niscaya aku akan lakukan.”
Namun Rasulullah menjawab, “ Jangan..jangan ! Bahkan aku berharap agar Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”
Sehingga, berkat doa Rasulullah tersebut, beberapa tahun kemudian penduduk Thaif menjadi ahli ibadah. Bahkan saat ada kasus murtad sepeninggal Rasulullah, Thaif adalah salah satu daerah yang bebas dari kemurtadan.
Demikian pula dalam banyak kesempatan lainnnya. Sehingga, Allah pun memberikan keistimewaan bagi umat Rasulullah dengan tidak menurunkan azab kepada mereka.
2. Memberi syafaat bagi umatnya.
Inilah bentuk kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah yang kedua. Setiap nabi sebenarnya diberikan doa mustajab oleh Allah SWT. Akan tetapi, para nabi terdahulu telah menggunakan doa tersebut sebagai senjata pamungkas untuk meng
Ancurkan orang-orang kafir.
Namun tidak dengan Rasulullah, beliau menyimpan doa tersebut sebagai syafaat bagi umatnya kelak di hari penghisaban. Beliau bahkan bersabar dengan kesabaran yang sempurna untuk tidak menggunakan doa pamungkas tersebut.
Sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
“Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya. Dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa’at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa’atku untuk setiap orang yang mati dari kalangan umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun” (HR. Muslim)
3. Meringankan sakaratul maut umatnya.
Kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah yang tidak kalah besarnya terjadi pada akhir hayat beliau. Ketika malaikat maut yang ditemani Jibril datang mengabarkan hendak mencabut nyawanya, beliau bertanya tentang apa yang menjadi haknya di hadapan Allah. Maka jibril pun menjelaskan hak-haknya, namun beliau merasa tidak senang dengan penjelasan dari malaikat Jibril tersebut.
Bahkan, beliau masih menanyakan bagaimana dengan nasib umanya di akhirat kelak. Sehingga, malaikat Jibril pun menjelaskan bahwa Allah SWT mengharamkan surga bagi siapa saja, terkecuali bila umat Muhammad telah berada di dalamnya.
Mendengar hal tersebut maka tenanglah hati baginda Rasulullah. Sehingga, malaikat maut pun mencabut nyawanya. Namun ditengah-tengah sakaratul mautnya, Rasulullah justru berdoa meminta agar beliau menanggung saratul maut umatnya.
“Ya Allah, begitu dahsyatnya sakaratul maut ini. Biarlah aku menanggung sakaratul maut ini, dan jangan (beratkan sakaratul maut) pada umatku.” Kemudian beliau berkata “Ummatti...ummati...ummatti..” setelah itu beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Demikianlah bentuk kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah untuk umatnya. Beliau sangat mencintai umatnya dan tidak menginginkan umatnya mendapatkan azab dari Allah SWT. Oleh sebab itu, sebagai umat muslim yang beriman sudah seharusnya kita menaati beliau dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-nya. Agar setiap kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan oleh Rasulullah tidak menjadi sia-sia.
Hanya demi satu tujuan, yaitu untuk menuntun dan membimbing umatnya menuju jalan yang di ridhai oleh Allah SWT, sehingga dapat bersama dengannya kelak di surga. Dan berikut ini tiga bentuk kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah SAW untuk umatnya :
1. Selalu menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi umatnya
Rasulullah SAW senantiasa menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi umatnya, walaupun mereka pada saat itu masih menentang dakwah Rasulullah. Bahkan mereka juga manyakiti dan memusuhi sang utusan Allah ini.
Namun, Rasulullah tidak ingin umatnya mendapatkan azab dari Allah SWT, meskipun pada saat itu malaikat datang menawarkan bantuan kepadanya dikarenakan para malaikat tersebut sudah tidak sabar melihat penderitaan yang dialami oleh Rasulullah.
Ketika itu, saat Rasulullah menyampaikan dakwahnya, beliau justru dilempari batu oleh para penduduk Thaif. Mereka sama sekali tidak menerima setiap ajaran yang Rasulullah sampaikan, bahkan mereka mengusir dengan cacian dan lemparan batu. Akibatnya kaki Rasulullah terluka dan berdarah-darah.
Melihat kondisi tersebut, betapa sedihnya Rasulullah. Namun kesedihan itu bukan karena sakit akibat darah yang mengalir, tetapi kesedihan karena umatnya belum menerima hidayah.
Kemudian beliau duduk bersimpuh dan berdoa kepada Allah dengan doa yang menyayat hati, terlebih bagi Zaid bin Haritsah yang kala itu menemani beliau. Dalam doanya Rasulullah memohon ampunan kepada Allah SWT. Beliau juga meminta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari murka-Nya.
Sehingga, ketika itu malaikat datang menawarkan bantuan untuk menghukum penduduk Thaif. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah aku perintahmu. Apabila engkau mau aku menghimpitkan kedua bukit ini pun niscaya aku akan lakukan.”
Namun Rasulullah menjawab, “ Jangan..jangan ! Bahkan aku berharap agar Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”
Sehingga, berkat doa Rasulullah tersebut, beberapa tahun kemudian penduduk Thaif menjadi ahli ibadah. Bahkan saat ada kasus murtad sepeninggal Rasulullah, Thaif adalah salah satu daerah yang bebas dari kemurtadan.
Demikian pula dalam banyak kesempatan lainnnya. Sehingga, Allah pun memberikan keistimewaan bagi umat Rasulullah dengan tidak menurunkan azab kepada mereka.
2. Memberi syafaat bagi umatnya.
Inilah bentuk kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah yang kedua. Setiap nabi sebenarnya diberikan doa mustajab oleh Allah SWT. Akan tetapi, para nabi terdahulu telah menggunakan doa tersebut sebagai senjata pamungkas untuk meng
Ancurkan orang-orang kafir.
Namun tidak dengan Rasulullah, beliau menyimpan doa tersebut sebagai syafaat bagi umatnya kelak di hari penghisaban. Beliau bahkan bersabar dengan kesabaran yang sempurna untuk tidak menggunakan doa pamungkas tersebut.
Sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
“Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya. Dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa’at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa’atku untuk setiap orang yang mati dari kalangan umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun” (HR. Muslim)
3. Meringankan sakaratul maut umatnya.
Kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah yang tidak kalah besarnya terjadi pada akhir hayat beliau. Ketika malaikat maut yang ditemani Jibril datang mengabarkan hendak mencabut nyawanya, beliau bertanya tentang apa yang menjadi haknya di hadapan Allah. Maka jibril pun menjelaskan hak-haknya, namun beliau merasa tidak senang dengan penjelasan dari malaikat Jibril tersebut.
Bahkan, beliau masih menanyakan bagaimana dengan nasib umanya di akhirat kelak. Sehingga, malaikat Jibril pun menjelaskan bahwa Allah SWT mengharamkan surga bagi siapa saja, terkecuali bila umat Muhammad telah berada di dalamnya.
Mendengar hal tersebut maka tenanglah hati baginda Rasulullah. Sehingga, malaikat maut pun mencabut nyawanya. Namun ditengah-tengah sakaratul mautnya, Rasulullah justru berdoa meminta agar beliau menanggung saratul maut umatnya.
“Ya Allah, begitu dahsyatnya sakaratul maut ini. Biarlah aku menanggung sakaratul maut ini, dan jangan (beratkan sakaratul maut) pada umatku.” Kemudian beliau berkata “Ummatti...ummati...ummatti..” setelah itu beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Demikianlah bentuk kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah untuk umatnya. Beliau sangat mencintai umatnya dan tidak menginginkan umatnya mendapatkan azab dari Allah SWT. Oleh sebab itu, sebagai umat muslim yang beriman sudah seharusnya kita menaati beliau dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-nya. Agar setiap kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan oleh Rasulullah tidak menjadi sia-sia.
Tag :
Dunia Islam,
Pengetahuan
0 Komentar untuk "Tiga Pengorbanan Rasulullah Yang Sangat Mengharukan Bagi Umatnya"