6 Praktik Kanibalisme yang Pernah Terjadi dan Berkembang di Indonesia


Masih ingatkah Anda dengan sosok Sumanto ? Seseorang yang begitu menghebohkan publik Indonesia lantaran kisahnya yang mencuri mayat dan memakan dagingnya. Hal ini dilakukannya karena percaya bahwa dengan memakan daging manusia maka dapat membuatnya sakti dan menjadi orang yang lebih kuat.

Namun tahukah Anda bahwa ternyata Sumanto bukanlah satu-satunya orang Indonesia yang melakukan praktik kanibalisme. Pasalnya beberapa abad yang silam praktik kanibalisme ini telah hidup dan berkembang di Indonesia. Bahkan diantaranya begitu menggegerkan dunia barat. 

6 Praktik Kanibalisma yang Pernah Terjadi dan Berkembang di Indonesia

Dari beberapa sumber disebutkan bahwa ada 6 praktik kanibalisme yang hidup dan berkembang di Indonesia. Sehingga hal ini menjadi sebuah masa lalu yang kelam dan mengerikan dari sejarah Indonesia. Namun tidak ada salahnya bila kita mengetahuinya. Dan inilah 6 praktik kanibalisme yang pernah ada di Indonesia. 

1. Kisah perjalanan Marcopolo dari Italia ke Sumatera tahun 1292
Dalam perjalannnya ke Sumatera, Marco Polo merasa terkejut karena mendapati banyak masyarakat yang memakan daging manusia. Akan tetapi bukannya takut, ia malah semakin penasaran dengan hal tersebut. Sehingga ia pun  melakukan perjalanan sampai ke Kerajaan Dagroian di daerah Pidie, Aceh. 

Dimana masyrakat disana memiliki kebiasaan memakan saudaranya yang sedang sakit. Hal ini bertujuan agar ia tidak telalu lama menderita dan dapat mati dengan tenang dan cepat. Bahkan ternyata hal ini telah membudidaya.

Sehingga ketika ada karib kerabatnya sakit keras, maka dukun kampung akan segera dipanggil untuk memastikan kondisi saudaranya tersebut. Dan apabila sang dukun mengatakan bahwa ia tidak bisa disembuhkan, maka seseorang akan diminta untuk membunuhnya. Llau setelah itu daging saudaranya trersebut akan dimasak dan dimakan bersama hingga tidak bersisa. Hal ini dikarenakan daging yang bersisa merupakan bentuk kesialan.

2. Kanibalisme Abad ke-12 yang ditemukan seorang Arkeolog tahun 1935
Friedrich Schnitger, seorang arkeolog yang disebut menemukan fakta mengerikan  terkait suku kanibalisme di masa lalu. Dimana ia menemukan sebuah reruntuhan candi di Padang Lawas, Sumatera Selatan yang dipercaya merupakan sisa kerajaan Poli pada abad ke-12 Masehi.

Ia menduga bahw akerajaan ini berasal dari sekte yang bernama Bhaieawa , dimana para penganut sekte ini memuja dewa-dewa yang memiliki wujud seperti setan. Selain itu penganut sekte ini juga melakikan ritual kanibalisme. DImana ritual tersebut biasanya mereka lakukan saat senja sebelum matahari terbenam. 

Dan orang-orang yang menjadi korbannya akan dibaringkan di altar, lalu kemudian pendeta akan mengambil jantunganya dan menaruh darah dalam sebuah wadah tengkorak dan meminumnya sampai habis. 

3. Kanibalisme sebagai hukuman bagi mereka yang bersalah tahun 1844
Kisah yang satu ini juga berasal dari Pulau Sumatera tepatnya di suku Batak kuno. Dimana kala itu membunuh dan memakan daging manusia merupakan simbol dari melaksanakan hukuman. 

Dimana biasanya mereka akan menangkap orang sebagai tawanan perang, dan jika orang ini tidak mampu menebus dirinya sendiri maka ia akan dibunuh.

Bahkan kisah ini juga dituliskan oleh Marco Polo. Ia mengatakan bahwa setelah dibunuh, maka mayat akan dimakan saat itu juga. Sehingga dengan begitu hukuman akan selesai dan tidak perlu memikirkan lagi balas dendam yang dianggap menyusahkan. 

4. Kisah perjalanan Ida Laura Reyer Pfeiffer yang nyaris dimangsa suku kanibalisme tahun 1852
Dikisahkan bahwa Ida Laura merupakan seorang pelancong dari Eropa yang merasa penasaran dengan suku kanibal di daerah Sumatera. Dimana ia mengetahui hal ini dari sebuah pemberitaan di koran hingga akhirnya ia memutuskan untuk melihat sendiri. 

Dan ketika ia tiba di daerah dekat Toba dan meminta izin dari penguasa setempat untuk melakukan riset dan perjanalan. Pada awalnya ia diminta untuk mengurungkan niatnya, namun ia justru tetap melakukan perjalanan dan didampingi oleh pemandu yang disewanya. 

Dan ketika tiba di bukit Silidong, dekat danau Toba mereka dihadang oleh sekelompok orang bertombak. Namun Ida selamat karena sang pemandu berhasil melakukan negosiasi dengan baik. Akan tetapi diperjalan selanjutnya ia bertemu lagi dengan para pria bertombak yang lebih ganas. Dan ajaibnya ia kembali selamat meski nyaris dibunuh. Hal ini dikarenakan sebelum mereka melakukan kekerasan, Ida mengatakan bahwa dagingnya alot dan tidak enak. Sehingga ia justru diajak ke kampung suku itu dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan.

Di dalam ceritanya, ia mengatakan bahwa orang yang ditangkap akan diambil darahnya untuk diawetkan. Kemudian darah itu nantinya akan disantap dengan nasi. Sementara dagingnya akan dimasak dan dimakan bersama-sama dalam acara adat. 

5. Suku Korowai yang mendiami Papua  tahun 1970
Suku Korowai merupakan salah satu suku yang berada di Papua. Dimana suku ini dipercaya masih sering melakukan praktik kanibalisme hingga saat ini. Akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan setiap hari. Melainkan hanya kepada mereka yang dianggap bersalah kepada suku.

Sehingga orang yang bersalah ini akan dihukum mati dan dagingnya akan dimakan oleh semua anggota suku dengan harapan agai ia dapat menebus semua kesalahannya. 

Keberadaan suku ini baru diketahui pada tahun 1970-an, yang ditemukan oleh seorang misionaris dari Eropa yang berusaha mempelajari adat dan budaya mereka. Biasanya suku ini tinggal dirumah tinggi yang terletak diatas pohon. Akan tetapi saat ini mereka telah berbaur dengan masyarakat sehingga praktik kanibalisme pun sudah semakin menurun.

6. Perjalanan Carl Bock bertemu suku kanibal di Kalimantan tahun 1870-an
Carl Bock merupakan seorang penjelajah Norwegia yang merasa terpukau dengan kebiasaan hidup salah satu suku di Kalimantan. Orang-orang dulu menyebutnya suku Dayak Tring. 

Dimana suku ini memiliki kebiasaan memakan manusia hingga akhirnya suku-suku disekitarnya membenci suku ini. Bahkan seorang sultan yang menguasai daerah itu meminta Carl Bock untuk pulang dang mengurungkan niatnya. Namun ia tetap bersikeras hingga akhirnya dapat bertemu dengan suku yang dicarinya. 

Setelah sempat berbincang dengan wanita pendeta dari suku itu, ia mengetahui bahwa bagian telapak tangan merupakan bagian terbaik yang bisa disantap. Kemudian bagian lutut dan otak merupakan bagian yang terlezat. Dan kisah perjalannya ini diabadikannya dalam sebuah buku berjudul The Head Hunters Borneo pada tahun 1879. 
0 Komentar untuk "6 Praktik Kanibalisme yang Pernah Terjadi dan Berkembang di Indonesia"

Back To Top