Tentunya kita masih ingat bagaimana dahsyatnya peperangan antara Amerika dan Afghanistan. Dimana hal ini menyimpan luka yang mendalam bagi setiap warganya.
Namun dibalik itu semua, ternyata ada satu sosok perempuan yang memilih menyuarakan penderitaan yang dialami oleh kamunya melalui musik rap. Dengan berbalut jaket kulit dan celana jeans di balik penutup kepalanya, ia terlihat seperti kebanyakan perempuan modern lainnya di Kabul, Afghanistan.
Bahkan musik rap cepat yang dinyanyikannya tidak jauh berbeda dengan rap dari musisi Negara Barat. Namun jika diperhatikan lebih seksama, lirik yang dibawakannya berisi tentang penderitaan yang dialami oleh perempuan Afghanistan. Lantas, siapakah dia ? Berikut penjelasan selengkapnya.
Sosan Firooz merupakan sebuah fenomena baru di negara konservatif ini. Bahkan ia telah beberapa kali melakukan pementasan termasuk di kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul.
Dimana lirik yang ia sampaikan bukanlah sesuatu yang aneh bagi sesama perempuan Afghanistan. Sebab ia bernyanyi tentang pemerkosaan, penyiksaan dan kekejaman yang terjadi atas banyak perempuan di Afghanistan selama beberapa dekade hidup dalam suasana perang dan kemiskinan.
"Rap yang saya bawakan tentang penderitaan perempuan di Negara saya, rasa sakit karena penderitaan perang yang kami alami dan kekejaman perang." jelasnya kepada wartawan AFP dalam sebuah wawancara dikantor perusahaan rekaman lokal.
Sama halnya dengan kebanyakan wanita Afghanistan, perempuan yang saat itu berusia 23 tahun tersebut mengatakan bahwa hidupnya dipenuhi kepahitan perang, pemboman dan tinggal dalam kamp-kamp pengungsi di Iran dan Pakistan.
Selain itu ia juga mengatakan bahwa, "Kalau menyanyi rap adalah cara untuk mengekspresikan penderitaan yang kamu rasakan, maka kami orang Afghanistan punya banyak yang ingin kami katakan."
"Itulah alasan mengapa saya memilih rap." ucapnya lagi.
Dalam rekaman lagu pertamanya, yang berjudul Our Neighbours bercerita tentang kehidupannya di kamps pengunsgsi di Iran yang di upload di Youtube dan telah dilihat lebih dari 100.000 kali. Dalam lirik lagu tersebut, terdapat sebuah lirik "Afghan kotor" yang terisnpirasi dari pengalaman pribadinya.
"Sewaktu kecil, saat saya membawa roti dari toko roti, orang-orang Iran mengatakan kepada saya, "Pulang saja, kamu Afghan yang kotor" Dan saya akan menjadi orang terakhir dalam antrian roti tersebut." kenangnya.
Namun keberuntungan berpihak kepadanya, sebab bintang musik pop Afghanistan, Farid Rastagar menawarkan untuk membantu musisi muda ini merilis albumnya. Dimana salah satu lagunya berjudul Naqis-Ul Aql yang berarti kurang lebih "kurang cerdas" yang berasal dari kepercayaan banyak lelaki di Afghanistan mengenai perempuan.
Farid Rastagar menuturkan bahwa, "Dalam lagu rap ini, Farooz bernyanyi mengenai penderitaan perempuan di Afghanistan, tentang kekejaman dan kepercayaan salah yang masih ada tentang perempuan."
Meskipun kini telah banyak kemajuan yang terjadi atas perlindungan hak kamu perempuan sejak jatuhnya Taliban, namun masih banyak yang menjadi korban tindak kekejaman bahkan pembunuhan.
Begitu pula halnya dengan Sosan Firoz, meski mendapatkan dukungan dari orang tuanya namun ia juga mendapat permusuhan bukan hanya dari kaum konservatif namun juga dari keluarganya.
Bahkan setelah lagu pertamanya rilis di internet, beberapa orang paman dan anggota keluarga lainnya mengucilkan dirinya dan menganggap ia telah mempermalukan keluarga. Bukan hanya itu saja sebab beberapa orang bahkan menelpon tanpa memberi nama dan mengancam akan membunuh dirinya.
"Saya selalu menerima telepon dari pria-pria tanpa nama yang mengatakan bahwa saya adalah perempuan jahat dan mereka akan membunuh saya." jelasnya.
Namun berkat dukungan sang ayah, Abdul Ghafaar Firooz yang mengatakan bahwa ia bangga menjadi sekretaris pribadi anaknya maka Firooz pun tidak lagi merasa takut.
"Seseorang harus memulai ini, saya sudah memulainya, dan saya tidak menyesal dan akan terus melakukan ini, dan saya ingin jadi suara perempuan di negara saya." ucapnya dengan yakin dan mantap.
0 Komentar untuk "Inilah Sosok Rapper Wanita Afghanistan yang Pertama"