Pernahkah kamu mendengar cerita tentang seseorang yang namanya disebut diatas awan ? Dimana orang ini merupakan manusia spesial yang dipilih Allah SWT dikarenakan kebaikannya terhadap sesama.
Hal ini bukanlah dongeng atau cerita khayalan, sebab kisah ini memang terjadi di masa Rasulullah SAW. Dan telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim, sehingga tidak diragukan lagi keshahihannya. Dan inilah kisahnya.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW mengisahkan bahwa,
Ketika musim kemarau sedang dalam puncaknya, dan hujan sudah tidak lama membasahi bumi. Sehingga panas matahari membuat bumi kering dan retak-retak. Dan orang-orang pun mulai mengkhawatirkan kebun, tanaman serta ternak mereka.
Orang-orang memandang kelangit, namun mereka tidak menemukan setitik mendung yang menandakan hujan akan turun. Sehingga mereka bersedih dan berdoa kepada Allah agar menurunkan hujan.
Lalu salah seorang dari mereka berkata, "Aku akan pergi ke daerah Selatan. Aku ada satu urusan penting disana."
Maka lelaki itu pun berjalan melewati padang pasir. Dimana jalan yang membelah padang pasir itu sepi dan tidak ada satu orang pun disana kecuali dirinya. Panas terasa menyengat, dan sesekali angin kencang bertiup membuat debu dan pasir panas beterbangan. Namun lelaki itu terus berjalan ke Selatan.
Dan ditengah perjalanan ia merasa ada sesuatu yang bergerak di langit. Sehingga ia memandang ke langit dan melihat awan perlahan-lahan berkumpul hingga menjadi mendung. Dan mendung itu semakin lama semakin tebal, seolah mau menutupi seluruh langit. Dan bukan main senangnya lelaki itu saat melihat mendung tebal itu.
Dalam hatinya ia berkata, "Sebentar lagi akan turun hujan." Namun tiba-tiba lelaki itu mendengar suara dari langit, "Siramilah kebun Saleh."
Lelaki itu hampir tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, namun ia terus berjalan sambil berpikir darimana datangnya suara itu. Dan siapa yang berkata tadi?
Dan tidak lama setelah itu ia kembali mendengar suara yang menggelegar dari arah mendung yang bergumpal-gumpal, "Siramilah kebun Saleh."
Sehingga seketika itu juga lelaki itu menghentikan langkahnya. Ia pun memandang disekitar. Namun ia tidak menemukan siapapun, kecuali bentangan padang pasir yang mahaluas.
Dan ia pun berkata kepada dirinya sendiri, "Ya Ilahi, disini tidak ada orang selain diriku. Apakah suara itu benar-benar datang dari atas sana, dari arah mendung itu? atau aku sedang berkhayal yang bukan-bukan?"
Dan sekali lagi lelaki itu mendengar suara yang sama untuk ketiga kalinya, "Siramilah kebun Saleh."
Lalu mendung itu bergumpal-gumpal. Beberapa awan yang masih tercecer pun perlahan menyatu. Lalu gerimis pun turun dan menjadi hujan yang lebat. Maka lelaki itupun berkata, "Subhanallah, suara itu datang dari sela-sela mendung. Aku yakin itu."
Lalu air yang turun ke bumi itu bertemu dalam satu aliran. Dan lama kelamaan aliran itu membesar hingga menjadi selokan yang mengalir deras. Dan selanjutnya air itu mengalir menuju ke suatu tempat. Sehingga lelaki itu mengikuti jalannya air. Ia ingin tahu kemana air itu hendak pergi.
Dan ternyata air itu berhenti dan menggenangi kebun seorang petani. Lalu petani itu mengatur air yang datang untuk menyirami tanaman yang ada dikebunnya secara merata.
Dan lelaki itu mendekati petani yang berpakaian sederhana itu. Ia menanyakan namanya. Dan si petani pun menjawab. "Nama saya Saleh."
Betapa terkejutnya lelaki itu, karena nama itu sama dengan yang disebut oleh suara dari langit tadi. Lalu si petani itu bertanya, "Mengapa engkau menanyakan namaku ?"
Maka lelaki itu menceritakan kejadian yang dialaminya tadi. Usai bercerita, lelaki itu bertanya kembali kepada si petani, "Tolong katakanlah kepadaku wahai petani yang baik, apa yang kau perbuat dengan kebunmu ?"
Maka petani yang bernama Saleh itu pun menjawab, "Adapun jika benar apa yang kamu ucapkan, sesungguhnya saya selalu memperhatikan dari setiap panen yang keluar dari kebunku ini. Setelah aku menjual hasil kebunku dan mendapatkan uang, maka uang itu sepertiganya aku sedekahkan kepada fakir miskin. Aku dan keluargaku makan sepertiga, dan yang sepertiga lagi untuk biaya perawatan kebun."
Setelah mendengar penuturan petani itu, maka lelaki itu berkata, "Sekarang aku baru tahu, mengapa suara yang datang dari balik mendung itu berkata, "Siramilah kebun Saleh." Wahai petani yang baik, Allah SWT telah memberkahi bumimu, kebunmu, tanamannu dan rezekimu."
(Hadits ini shahih, diriwayatkan Muslim dan Ahmad)
Sumber tulisan disalin dari buku Ketika Cinta Berbuah Surga oleh Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik), Penerbit MQS Publishing.
2 Komentar untuk "Inilah Orang yang Namanya Disebut di Atas Awan "
Ijin unduh gambar awanya gan
Ijin unduh gambar awanya gan