Di dalam Al-Qur’an, terdapat perintah-perintah yang harus dilaksanakan sebagai seorang muslim. Dan diantara perintah tersebut ada satu perintah yang terbesar dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Yaitu bertauhid, dikatakan bahwa semua perintah Allah SWT yang lainnya mengiringi perintah bertauhid dan tidak akan bermanfaat sesuatu apapun kecuali di dahului dengan bertauhid. Tauhid merupakan perintah yang pertama di dalam Al-Qur’an. Makna dari perintah untuk bertauhid adalah mengesakan Allah.
Kedudukan dan fungsi tauhid sangat penting bila dibandingkan dengan amalan lainnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Para Ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “beribadah kepada-Ku” adalah bertauhid kepada-Ku. Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan tujuan penciptaan makhluk yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja. Dengan demikian, tauhid merupakan perintah Allah SWT yang terbesar.
Tauhid adalah pegangan utama dan merupakan landasan setiap amal ibadah yang dilakukan hamba Allah. Kebalikan dari tauhid adalah syirik yang juga merupakan larangan pertama yang disebutkan dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 21-22 :
“Wahai manusia, sembahlah olehmu Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, supaya kamu terpelihara. Yang telah menjadikan untukmu bumi jadi hamparan dan langit sebagai bangunan, dan diturunkan-Nya air dari langit, maka keluarlah dengan sebabnya buah-buahan, rezeki bagi kamu; maka janganlah kamu adakan bagi Allah sekutu-sekutu, padahal kamu mengetahui.”
Selain dalam surat Al-Baqarah ayat 21-22, perintah tentang bertauhid kepada Allah SWT juga terdapat dalam surat An-Nisa ayat 36 :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua ibu dan bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa ada sepuluh hak yang wajib kita laksanakan. Oleh sebab itu, ayat 36 dalam surat An-Nisa disebut “huquuqul ‘asyroh” (hak yang jumlahnya sepuluh). Diantara hak-hak itu adalah, hak Allah SWT, hak ibu bapak, hak karib kerabat, hak anak yatim, hak orang miskin, hak tetangga dekat dan jauh, hak teman sejawat, hak ibnu sabil dan terakhir hak hamba sahaya. Di dalam ayat ini, dikatakan bahwa “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” Ini merupakan bukti tauhid bahwa perintah Allah SWT yang pertama kali diserukan dan merupakan kewajiban yang terbesar bagi hamba-Nya di dalam hidup sebelum melaksanakan kewajiban lainnya.
Tujuan Allah SWT mengutus para Rasul adalah untuk Mendakwahkan Tauhid
Dalam surat An-Nahl ayat 36, Allah SWT berfirman bahwa :
“Sungguh telah kami utus kepada setiap umat seorang Rasul (yang mengajak) sembahlah Allah dan tinggalkanlah thoghut.”
Thoghut merupakan sesembahan selain Allah SWT, dengan demikian beribadah kepada Allah SWT dan mengingkari thoghut itulah makna dari tauhid.
Tauhid merupakan kewajiban Pertama dan Terakhir
Dalam hadist riwayat Bukhori dan Muslim disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ra :
“Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan adalah agar mereka mentauhidkan Allah”.
Serta Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illallah niscaya akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Hakim)
0 Komentar untuk "Perintah Allah Yang Terbesar Untuk Hamba-Nya"