Awas, Jangan Menertawakan Kentut


Salah satu adab dalam Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah tidak menghina keadaan orang lain, yang diri sendiri pun juga melakukannya. Misalnya kentut, sebab kentut merupakan rangkaian metabolisme alami tubuh manusia, sehingga semua orang normal pasti akan mengalaminya. 

Oleh karena itu, apabila kita mendengar ada orang yang kentut maka kita dilarang untuk mentertawakannya. Sebab kita sendiri juga pernah melakukannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa,

“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Dan bukan hanya karena itu saja, ternyata Rasulullah SAW melarang mentertawakan kentut karena beberapa sebab. Dan inilah penjelasan selengkapnya. 

Awas, Jangan Menertawakan Kentut

1. Mentertawakan kentut adalah kebiasaan kaum Jahiliyah
Ternyata mentertawakan kentut merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al-Mubarokfuri mengatakan bahwa,

“Dahulu mereka (para sahabat) di masa Jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majlis yang kentut, maka mereka akan tertawa. Sehingga Rasulullah SAW pun melarang hal itu.” ( Tuhfatul Ahwadzi, 9/189)

Kemudian Imam Ibnu Utsaimin juga menjelaskan bahwa, biasanya orang akan tertawa dan terheran dengan sesuatu yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Sementara apabila sesuatu yang juga dialami olehnya, maka tidak selayaknya bila ia mentertawakannya. Karena itulah, Rasulullah SAW mencela orang yang mentertawakan kentut. Sebab mereka juga mengeluarkan kentut. Dan hal semacam ini (mentertawakan kentut) termasuk hal yang biasa dilakukan orang banyak. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/120)

Selain itu, Imam Ibnu Utsaimin juga menyebutkan satu kaidah bahwa, hal ini merupakan isyarat bahwa tidak sepantasnya bagi manusia untuk mencela orang lain dengan sesuatu yang kita sendiripun mengalaminya. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/120)

2. Kentut merupakan pembatal wudhu dan sholat, serta bukanlah guyonan
Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa, 
“Shalat seseorang yang berhadats tidak akan diterima sampai ia berwudhu.” Kemudian ada orang dari Hadhromaut mengatakan bahwa, “Apa yang dimaksud hadats, wahai Abu Hurairah?” Maka Abu Hurairah pun menjawab, “Diantaranya adalah kentut tanpa suara atau kentut dengan suara.” (HR. Bukhari no. 135)

Dan para ulama pun sepakat bahwa kentut termasuk pembatal wudhu. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/128)

Disamping itu sebagai umat Islam kita dilarang melakukan sesuatu perbuatan yang memalukan diri seperti kentut dihadapan orang ramai dan sebagainya. Meski demikian bagi mereka yang terkentut maka hendaklah menyembunyikan perbuatannya dan meneruskan pekerjaan seperti biasanya. 

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda bahwa, 
“Jika salah seorang daripada kamu terkentut sewaktu shalatnya, maka hendaklah dia memegang hidungnya lalu beredar (dari shalat).” (HR. Abu Daud)

Menurut Al-Khattabi, perintah supaya memegang hidung itu supaya seolah-olah orang lain mengira bahwa dia menghadapi hidung berdarah dan keluar bukan sebab kentut. Hal ini guna melindungi perkara yang memalukan dan tidak termasuk berbohong, namun merupakan akhlak yang baik. 

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa,
“Janganlah dia memutuskan shalatnya sampai dia mendengar suara atau mencium bau.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sehingga apabila seseorang terkentut saat sedang shalat, maka janganlah berhenti dan memutuskan shalatnya terkecuali bila ia mendengar suara ataupun mencium bau kentut.

Demikianlah penyebab mengapa kita dilarang untuk mentertawakan kentut. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita tidak mencela seseorang yang melakukan sesuatu yang kita sendiripun juga melakukannya. Semoga bermanfaat. 
0 Komentar untuk "Awas, Jangan Menertawakan Kentut"

Back To Top