Malaikat merupakan makhluk istimewa ciptaan Allah SWT. mereka tercipta dari cahaya dan tersucikan dari segala dosa. Malaikat memiliki tugas yang sangat penting, yaitu mengawasi setiap tindak tanduk umat manusia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, setiap manusia di dampingi oleh para malaikat di depan dan di belakang, serta disamping kanan dan disamping kiri. mereka memiliki tugasnya masing-masing. Ada yang mencatat amal kebaikan, ada yang mencatat amal keburukan dan ada pula yang menjaga manusia dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa.
Namun tahukah kamu bahwa ternyata pernah terjadi perselisihan diantara dua malaikat hanya karena sebuah jenazah ? Dimana pada saat itu mereka berselisih karena memperebutkan jenazah tersebut. Hal ini dikarenakan kedua malaikat tersebut ingin menjalankan tugasnya pada si jenazah. Hingga akhirnya Allah SWT menjadi penengah perselisihan kedua malaikat-Nya tersebut. Dan inilah kisahnya.
kisah ini merupakan kisah yang masyhur tentang seorang pendosa yang disebutkan dalam banyak kitab, diantaranya Shahih Imam Bukhari, Shahiih Imam Muslim dan Tafsir Ibnu Katsir.
Kisah ini bermula dari hijrahnya seorang pendosa menuju pertobatan dan ampunan Allah SWT. Disebutkan bahwa orang ini telah banyak melakukan perbuatan dosa semasa hidupnya. Bahkan sudah sembilan puluh sembilan nyawa yang mati di tangannya. Namun pada suatu ketika hatinya memberontak dan ia ingin bertaubat.
Maka ia pun mendatangi ahli ibadah di zamannya. Dan sesampainya dirumah sang ahli ibadah maka ia pun menceritakan dirinya, kemudian ia juga menyampaikan keinginannya untuk bertaubat, "Adakah harapan bagiku untuk mendapatkan ampunan?" tanya nya pada sang ahli ibadah.
Namun ternyata ahli ibadah tersebut justru mencelanya dan berkata, "Terlaknatlah kau. Jangankan sembilan puluh sembilan nyawa, bahkan satu nyawa pun akan sangat susah pengampunannya."
Mendengar perkataan ahli ibadah tersebut, maka orang tersebut pun menjadi kesal dan ia pun lantas membunuh sang ahli ibadah tersebut. Sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Dan tidak puas sampai disitu, ia pun mendatangi lagi ahli ibadah lainnya. Dia berharap bisa mendapatkan petunjuk untuk mendapatkan ampunan Allah Ta'ala.
Dan setelah menemui ahli ibadah yang kedua, maka ia pun menceritakan tentang dirinya dan kejahatan yang telah dilakukannya. Dan ahli ibadah yang kedua ini pun menyarankannya untuk menuju suatu tempat dimana ada banyak orang yang sedang bertaubat dan selalu berbuat baik, sehingga ia bisa terhindar dari kebiasaan buruknya tersebut.
Sehingga bergegaslah orang tersebut menuju tempat yang disarankan oleh si ahli ibadah yang kedua. Namun di tengah-tengah perjalanan setelah melalui beberapa jarak, ia meninggal dunia. Padahal hijrahnya menuju pertaubatan belum tuntas.
Melihat hal ini, maka malaikat Rahmat (pemelihara) dan malaikat Adzab (penyiksa) mendatangi jenazah orang tersebut. Dan keduanya pun terlibat perselisihan. Dimana keduanya menyatakan bahwa jenazah ini adalah miliknya dan ia ingin menjalankan tugasnya terhadap jenazah tersebut.
Malaikat Rahmat ingin memelihara dan memuliakan jenazah tersebut, sementara malaikat Adzab ingin menyeret dan menyiksa jenazah tersebut.
Malaikat Rahmat berkata, "Ia datang dalam keadaan bertaubat." Sementara malaikat Adzab menjawab, "Dia belum sampai." Sehingga kedua malaikat tersebut akhirnya menemui Allah SWT untuk mencari jalan keluarnya. Dan Allah Ta'ala pun memerintahkan keduanya untuk mengukur seberapa jauh jarak dari tempat hijrahnya sampai tempatnya meninggal dunia dan tempat meninggalnya menuju tempat tujuan hijrahnya.
Dimana ketentuannya adalah jarak yang lebih dekat dengan tempat hijrah atau tujuan hijrah. Sehingga setelah dilakukan pengukuran, maka jarak antara tempat meninggal dengan tujuan hijrah lebih dekat dari jarak tempat hijrah dengan tempat meninggalnya orang tersebut.
Oleh karena itu, malaikat Rahmat lebih berhak atas jenazah tersebut. Dan Allah SWT pun akhirnya mengampuni dosa yang telah diperbuatnya.
Dan itulah hijrah yang tulus, yang disertai niat yang ikhlas, sehingga Allah SWT memberikan pahala terbaik baginya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa, "Ketika kematian datang menjemput (saat sakaratul maut), dia akan berupaya dengan dadanya untuk mendekat ke tempat tujuan hijrahnya."
Sebagaimana kita ketahui bahwa, setiap manusia di dampingi oleh para malaikat di depan dan di belakang, serta disamping kanan dan disamping kiri. mereka memiliki tugasnya masing-masing. Ada yang mencatat amal kebaikan, ada yang mencatat amal keburukan dan ada pula yang menjaga manusia dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa.
Namun tahukah kamu bahwa ternyata pernah terjadi perselisihan diantara dua malaikat hanya karena sebuah jenazah ? Dimana pada saat itu mereka berselisih karena memperebutkan jenazah tersebut. Hal ini dikarenakan kedua malaikat tersebut ingin menjalankan tugasnya pada si jenazah. Hingga akhirnya Allah SWT menjadi penengah perselisihan kedua malaikat-Nya tersebut. Dan inilah kisahnya.
kisah ini merupakan kisah yang masyhur tentang seorang pendosa yang disebutkan dalam banyak kitab, diantaranya Shahih Imam Bukhari, Shahiih Imam Muslim dan Tafsir Ibnu Katsir.
Kisah ini bermula dari hijrahnya seorang pendosa menuju pertobatan dan ampunan Allah SWT. Disebutkan bahwa orang ini telah banyak melakukan perbuatan dosa semasa hidupnya. Bahkan sudah sembilan puluh sembilan nyawa yang mati di tangannya. Namun pada suatu ketika hatinya memberontak dan ia ingin bertaubat.
Maka ia pun mendatangi ahli ibadah di zamannya. Dan sesampainya dirumah sang ahli ibadah maka ia pun menceritakan dirinya, kemudian ia juga menyampaikan keinginannya untuk bertaubat, "Adakah harapan bagiku untuk mendapatkan ampunan?" tanya nya pada sang ahli ibadah.
Namun ternyata ahli ibadah tersebut justru mencelanya dan berkata, "Terlaknatlah kau. Jangankan sembilan puluh sembilan nyawa, bahkan satu nyawa pun akan sangat susah pengampunannya."
Mendengar perkataan ahli ibadah tersebut, maka orang tersebut pun menjadi kesal dan ia pun lantas membunuh sang ahli ibadah tersebut. Sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Dan tidak puas sampai disitu, ia pun mendatangi lagi ahli ibadah lainnya. Dia berharap bisa mendapatkan petunjuk untuk mendapatkan ampunan Allah Ta'ala.
Dan setelah menemui ahli ibadah yang kedua, maka ia pun menceritakan tentang dirinya dan kejahatan yang telah dilakukannya. Dan ahli ibadah yang kedua ini pun menyarankannya untuk menuju suatu tempat dimana ada banyak orang yang sedang bertaubat dan selalu berbuat baik, sehingga ia bisa terhindar dari kebiasaan buruknya tersebut.
Sehingga bergegaslah orang tersebut menuju tempat yang disarankan oleh si ahli ibadah yang kedua. Namun di tengah-tengah perjalanan setelah melalui beberapa jarak, ia meninggal dunia. Padahal hijrahnya menuju pertaubatan belum tuntas.
Melihat hal ini, maka malaikat Rahmat (pemelihara) dan malaikat Adzab (penyiksa) mendatangi jenazah orang tersebut. Dan keduanya pun terlibat perselisihan. Dimana keduanya menyatakan bahwa jenazah ini adalah miliknya dan ia ingin menjalankan tugasnya terhadap jenazah tersebut.
Malaikat Rahmat ingin memelihara dan memuliakan jenazah tersebut, sementara malaikat Adzab ingin menyeret dan menyiksa jenazah tersebut.
Malaikat Rahmat berkata, "Ia datang dalam keadaan bertaubat." Sementara malaikat Adzab menjawab, "Dia belum sampai." Sehingga kedua malaikat tersebut akhirnya menemui Allah SWT untuk mencari jalan keluarnya. Dan Allah Ta'ala pun memerintahkan keduanya untuk mengukur seberapa jauh jarak dari tempat hijrahnya sampai tempatnya meninggal dunia dan tempat meninggalnya menuju tempat tujuan hijrahnya.
Dimana ketentuannya adalah jarak yang lebih dekat dengan tempat hijrah atau tujuan hijrah. Sehingga setelah dilakukan pengukuran, maka jarak antara tempat meninggal dengan tujuan hijrah lebih dekat dari jarak tempat hijrah dengan tempat meninggalnya orang tersebut.
Oleh karena itu, malaikat Rahmat lebih berhak atas jenazah tersebut. Dan Allah SWT pun akhirnya mengampuni dosa yang telah diperbuatnya.
Dan itulah hijrah yang tulus, yang disertai niat yang ikhlas, sehingga Allah SWT memberikan pahala terbaik baginya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa, "Ketika kematian datang menjemput (saat sakaratul maut), dia akan berupaya dengan dadanya untuk mendekat ke tempat tujuan hijrahnya."
Tag :
Dunia Islam,
Info Unik
0 Komentar untuk "Dua Malaikat Ini Bertengkar Hanya Karena Sebuah Jenazah"