Sosok “Spiderman” yang dijelaskan dalam Al-Qur’an ternyata berbeda dengan yang selama ini kita tonton di bioskop dan televisi. Bila Spiderman yang kita biasa tahu dan kenal merupakan sosok manusia yang bisa berubah menjadi seorang manusia laba-laba berkekuatan super, sedangkan Spiderman menurut Islam dan di dalam kitab sucinya bukanlah seperti itu.
Spiderman yang ada di dalam Al-Qur’an bukanlah seorang manusia yang dapat berubah memakai kostum seperti laba-laba dan bisa lompat ke sana-sini untuk menyelamatkan manusia. Lalu seperti apa “Spiderman” yang dimaksud di agama Islam? Berikut ulasan selengkapnya.
Ketika mendengar kata “Spiderman” otomatis yang ada di benak kita adalah sesosok tokoh pahlawan khayalan karya Stan Lee, akan tetapi yang dimaksud di dalam Al-Qur’an ternyata adalah seekor hewan invertebrate berbuku-buku atau yang bisa kita sebut arthropoda. Tidak diragukan lagi bahwa membuat jaring merupakan salah satu kemampuannya.
Hewan yang diciptakan dengan jumlah delapan kaki ini ternyata adalah hewan yang memakan daging. Hewan ini adalah laba-laba dan jelas tidak bisa terbang atau melompat tapi selalu tepat dan cepat dalam menangkap mangsanya. Ternyata hewan ini pun ada disebut-sebut di dalam Al-Qur’an.
Yang dimaksud dengan Spiderman dalam Al-Qur’an adalah laba-laba dan memang ketika membicarakan soal hewan satu ini, otomatis kita akan teringat pada salah satu ayat yang menyebutkan tentang manusia yang disamakan sebagai laba-laba. Hal ini disebutkan di dalam Al-Qur'an yaitu perumpamaan tentang orang-orang yang berlindung kepada selain dari Allah Ta’ala dan orang-orang tersebut disamakan dengan laba-laba yang suka membuat jaring sebagai rumahnya.
Sebenarnya, rumah laba-labalah yang dianggap paling lemah. Kita semua tahu betapa ringkihnya jaring laba-laba yang bisa dengan gampang disobek, maka seperti itulah keadaan orang-orang yang meminta perlindungan bukan dari Allah tapi dari yang lain, yaitu sama lemahnya dengan jaring atau rumah laba-laba.
Raja Spiderman yang dijelaskan di Al-Qur’an adalah seekor laba-laba dan bila kita betul-betul memerhatikannya, rumah laba-laba itu memang kurang bisa diandalkan oleh mereka sendiri. Rumah mereka berupa jaring dan kalau cuaca panas, maka ia akan kepanasan, dan kalau saat musim hujan, maka mereka akan kehujanan karena jaringnya bolong-bolong.
Bahkan mereka pun tidak bisa melindungi diri dari manusia sebab disentuh sedikit saja maka rumah mereka yaitu jaring-jaring tersebut, bisa mudah rusak. Jadi, tidak heran kalau ada laba-laba yang suka membuat sarang atau jaring di rumah-rumah, namun tetap saja, sekali kibas pasti jaring tersebut bisa hancur dan langsung bersih seketika.
Apabila melihat dari filosofinya, memang hidup laba-laba sangat egois. Jaring-jaring yang dibuatnya pun adalah untuk menjebak dan memperdaya lawannya tidak peduli nantinya nasib mereka akan seperti apa. Laba-laba cenderung berbuat demi kesenangan dan kepentingan diri sendiri.
Di sekitar kita pun ada banyak orang yang memiliki karakter seperti laba-laba. Banyak yang mengaku Islam tapi malah justru menjatuhkan agama maupun saudara seimannya.
Jadi, “Spiderman” di sini bukanlah sesosok pahlawan baik hati berkostum keren yang bisa diandalkan oleh manusia lainnya karena membela kebenaran, tapi lebih ke orang-orang yang justru sangat egois tapi sebenarnya lemah. Mungkin memang ada yang memberi istilah “Spiderman” tapi juga bisa membuat panggilan atau sebutan seperti yang ada di dalam Al-Qur’an, seperti “ka al-ankabut” yang artinya adalah “seperti laba-laba” bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.
0 Komentar untuk "Sosok “Spiderman” yang Dijelaskan dalam Al-Qur’an Ternyata Bukan Superhero"