Ulang tahun merupakan kegiatan menandai hari dimulainya kehidupan di dunia. Biasanya perayaan ulang tahun dilakukan dengan mengadakan pesta atau syukuran. Belakangan ini, banyak para orang tua yang menganggap penting perayaan ulang tahun anak-anaknya. Entah itu karena permintaan sang buah hati atau memang keinginan dari orang tua sendiri.
Bahkan, tidak jarang untuk membuat pesta perayaan ulang tahun para orang tua rela mengeluarkan uang yang cukup banyak demi menyenangkan hati sang anak. Namun, bagaimanakah pandangan Islam mengenai hal ini ? berikut ulasan selengkapnya.
Perayaan ulang tahun atau milad dalam bahasa Arab dimulai pertama kali di Eropa. Pada waktu itu perayaan ulang tahun dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang datang pada orang yang berulang tahun dan para tamu undangan seperti teman atau keluarga akan memberikan doa dan pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun, sehingga dapat mengusir roh jahat. Selain itu, dengan memberikan hadiah juga dipercaya dapat mengusir roh jahat tersebut.
Merayakan hari ulang tahun merupakan sejarah lama, sebab orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena saat itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim.
Namun, seiring waktu diciptakanlah kalender, sehingga memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting disetiap tahunnya, termasuk hari ulang tahun.
Lalu mengapa perayaan ulang tahun harus menggunakan kue ? Sebab dari salah satu cerita dikatakan bahwa dulu bangsa Yunani menggunakan kue sebagai persembahan bagi dewi bulan, Artemin. Dan mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama.
Selain kue, simbol lainnya yang selalu menyertai perayaan ulang tahun adalah penggunaan lilin diatas kue. Karena pada waktu itu orang Yunani yang mempersembahkan kue untuk dewi Artemis juga meletakkan lilin diatas kue sehingga terlihat terang menyala seperti bulan. Bahkan beberapa orang jerman meletakkan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan terangnya kehidupan. (corwin, 1986).
Setelah mengetahui sejarah perayaan ulang tahun dan makna simbolik di balik atribut perayaan ulang tahun, tentunya sebagai muslim kita perlu waspada agar tidak terjebak pada ritual keagamaan atau kepercayaan yang terdapat dalam perayaan ulang tahun tersebut.
Akan tetapi, para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya merayakan ulang tahun.
Sebagian ulaman berpendapat bahwa haram hukumnya merayakan ulang tahun sekaligus ucapan selamat, hadiah atau kado serta apapun yang berkaitan dengannya. Sebab, perayaan ulang tahun tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah. Bahkan beliau menyatakan bahwa bagi kaum muslimin hanya ada dua perayaan yakni hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Terlebih perayaan ulang tahun dianggap mengikuti kebiasaan orang-orang kafir, sehingga sangat jelas bahwa hal tersebut haram hukumnya.
Selain itu, doa panjang umur yang diucapkan oleh para tamu undangan tidak selalu berbuah baik, terkecuali bila umurnya tersebut dihabiskan untuk menggapai keridhaan Allah. Sebab, sebaik-baiknya orang adalah ia yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sedangkan orang yang paling buruk adalah ia yang panjang umurnya namun buruk amalannya.
Namun, sebagian ulama lainnya cenderung memperbolehkan perayaan ulang tahun karena hal tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat ibadah ritual. Dan dalam hal-hal yang bukan bersifat ritual, maka pada prinsipnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya.
Lantas, bagaimana kaitannya dengan meniru-niru orang kafir ? Para ulama ini menyebutkan bahwa, meniru orang kafir dilarang jika yang ditiru adalah bagian dari ibadah ritual mereka, dan bila bukan ibdah ritual maka tidak ada masalah.
Oleh sebab itu semuanya berbalik pada diri kita selaku orang tua. Dan yang terpenting, jangan sampai anak mengira bahwa perayaan ulang tahun merupakan suatu kewajiban dan tanda sayang dari orang tua.
Sehingga, sudah seharusnya orang tua memberitahukan pada anak mengenai makna dibalik perayaang ulang tahun dan juga atribut simboliknya agar anak dapat mengerti dan paham bahwa merayakan ulang tahun bukanlah hal penting apalagi disarankan dalam Islam. Wallahu’alam.
0 Komentar untuk "Ketahui Hukum Merayakan Ulang Tahun Anak Dalam Islam "